WELCOME!!!

Semarang Tangguh, Aman dan Tertib


      100 Resilient Cities merupakan sebuah program yang bertujuan untuk memajukan kota-kota di dunia serta membantu memecahkan masalah seperti guncangan dan tekanan dengan meningkatkan ketahanan kota. Semarang terpilih sebagai salah satu kota tangguh yang lolos seleksi program 100 Resilient Cities ini.
 Sumber gambar: Wikipedia

      Sebuah kota dikatakan tangguh apabila telah memenuhi beberapa indikator, salah satunya mampu menjamin keamanan bagi masyarakatnya. Kota yang tangguh dari segi keamanan adalah kota yang dapat mengatasi tindakan kriminalitas dan menciptakan masyarakat yang tertib. Tingginya angka kriminalitas tentu menghambat upaya untuk menjadi kota yang tangguh. Hal inilah yang masih dialami oleh Kota Semarang. Angka kriminalitas di Kota Semarang belum dapat dikatakan rendah. Sebagaimana dikutip dari jateng.teribunnews.com, setidaknya tercatat 898 kasus tindak pidana di Kota Semarang yang terjadi hanya dalam Sembilan puluh hari pertama di tahun 2015. Selama rentang waktu tersebut, baru 106 kasus yang sudah berada dalam tahap penyelesaian. Kasus kriminal yang paling banyak terjadi adalah pencurian kendaraan bermotor (curanmor), yakni sebanyak 209 kasus.
      Masih cukup tingginya angka kriminalitas di Kota Semarang disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

Pendidikan dan pergaulan
      Pemerintah saat ini tengah menekankan pentingnya pendidikan terutama pendidikan karakter. Hal ini dilatarbelakangi oleh perilaku generasi muda di zaman globalisasi sekarang yang kurang mengindahkan nilai-nilai moral. Kita tidak dapat menyalahkan globalisasi yang telah membawa berbagai kebudayaan asing masuk ke negeri kita. Karena ada globalisasilah kita bisa mengakses berbagai informasi dengan mudah dan memperkaya wawasan. Akan tetapi, masuknya globalisasi tidak diimbangi dengan penerapan nilai moral. Akibatnya, berbagai informasi yang masuk tidak dipilah terlebih dahulu mana yang baik dan buruk.
      Pada remaja, berbagai informasi akan terserap dengan cepat dan tertanam dalam pikiran mereka. Selain itu, mereka cenderung menirukan tren terbaru agar tidak dianggap ketinggalan zaman tetapi kurang selektif dalam menyaring informasi yang didapat. Oleh sebab itulah pendidikan karakter sangat penting untuk membentengi diri dari pengaruh buruk globalisasi. Apalagi sekarang ini sangat rawan terjadi pendoktrinan lewat internet. Tidak sedikit orang yang terpengaruh dan akhirnya melakukan tindakan kriminal karenanya. Pergaulan juga menjadi faktor penting yang menentukan perilaku seseorang. Kita harus selektif dalam bergaul dan memilih teman agar kita tidak terjerumus ke arah negatif. 

Ekonomi
      Sebelumnya telah disebutkan bahwa kasus kriminal yang paling banyak terjadi di Kota Semarang adalah curanmor. Motifnya biasanya karena alasan ekonomi. Dari hal ini dapat kita simpulkan bahwa salah satu penyebab terjadinya kriminalitas adalah karena faktor ekonomi. Sulitnya mencari lapangan pekerjaan serta masalah ekonomi lainnya membuat pelaku tindakan kriminal mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang. 

Kurangnya sinergi masyarakat
      Menciptakan keamanan kota tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak berwenang saja, tetapi juga tanggung jawab masyarakat yang tinggal di kota tersebut. Masyarakat seharusnya tidak tinggal diam ketika tahu terjadi tindakan kriminal. Sebenarnya masyarakat bukannya tidak peduli ketika terjadi tindak kriminal. Hanya saja mereka lebih memilih aman dengan diam dan membiarkan suatu kasus terungkap dengan sendirinya oleh polisi. Masyarakat takut untuk melapor karena khawatir dengan keselamatan dirinya apabila si pelaku mengetahui bahwa dia diadukan ke polisi.               


      Dari beberapa faktor yang telah disebutkan tadi, kita dapat menentukan solusi untuk mengurangi angka kriminalitas di Kota Semarang.

Meningkatkan mutu pendidikan
      Pendidikan karakter serta penanaman nilai moral sangatlah penting dan harus diajarkan sejak dini. Dengan demikian, seseorang akan dapat membedakan mana yang baik dan buruk dan terbiasa berperilaku sesuai norma yang berlaku. Jika norma telah dipatuhi, maka kriminalitas pun akan dapat dikurangi. Pendidikan karakter dan penanaman nilai moral dapat dilakukan di sekolah. Pengajar harus dapat memberikan pemahaman tentang nilai dan norma serta memberikan contoh nyata. Guru harus punya komitmen untuk membentuk murid menjadi pribadi yang berakhlak.  
      Agar nilai dan norma yang diajarkan dapat diserap dengan baik oleh siswa, selain memberikan contoh, guru harus bisa menyampaikan dengan metode yang menyenangkan sehingga mudah dipahami murid. Selama ini, banyak murid menganggap sekolah membosankan bahkan menyebalkan. Guru bersama dengan dinas pendidikan secara keseluruhan harus bisa merumuskan kurikulum dan metode belajar yang menarik bagi murid.
      Selain guru, orang tua juga harus bisa memberikan pengertian kepada anak-anaknya tentang tanggung jawab. Di Kota Semarang, tak jarang kita temui anak-anak usia sekolah harus mencari uang di jalanan dengan berjualan koran bahkan mengemis. Salah satu penyebab terjadinya hal ini bisa karena kurangnya perhatian orang tua terhadap anak-anaknya. Orang tua harus mengawasi anak-anaknya agar tidak salah pergaulan. Sebab, dalam beberapa kasus, adanya pengemis atau pengamen usia sekolah disebabkan karena ada orang yang mempekerjakan mereka. Anak-anak sangat mudah dipengaruhi, jika mereka salah pergaulan, maka akan berakibat buruk pada masa depan mereka, apalagi jika mereka terpengaruh oleh orang-orang yang melakukan tindakan kriminal.

Lapangan pekerjaan
      Sulitnya mencari lapangan pekerjaan membuat sebagian orang mencari jalan pintas dengan melakukan tindakan kriminal. Pemerintah harus mampu memberikan lapangan pekerjaan untuk masyarakatnya. Selain upaya dari pemerintah, masyarakat sendiri bisa membantu menciptakan lapangan pekerjaan dengan mendidikan Usaha Kecil Menengah (UKM). Pemerintah sekarang ini sangat mendukung UKM karena dapat membantu mengentaskan kemiskinan dan mendorong masyarakat untuk kreatif mencari peluang usaha.
      Pemerintah harus dapat mendata jumlah pengangguran dengan akurat sehingga dapat menentukan seberapa besar upaya yang harus ditempuh untuk mengurangi jumlah tersebut. Bagi masyarakat sendiri jika masih belum mendapat pekerjaan, mereka bisa terlebih dahulu mengikuti kursus keterampilan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah terkait hal ini adalah menyediakan tempat kursus keterampilan. Masyarakat akan sangat terbantu jika bisa mengikuti kursus apalagi jika gratis, terutama bagi masyarakat dari kalangan kurang mampu. 

Saling bersinergi
      Ungkapan “Diam adalah emas” tidak selalu benar. Diam saat mengetahui adanya tindakan kriminal bukan sikap yang tepat. Masyarakat harus berani lapor kepada yang berwajib agar suatu tindakan kriminal memperoleh penanganan secara hukum. Jika terdapat indikasi terjadi tindakan kriminal di suatu tempat, masyarakat sekitar harus bekerja sama membuktikan kebenarannya dan melaporkan kepada pihak berwajib, jangan main hakim sendiri.
      Pihak kepolisian telah bekerja dengan cukup baik. Paradigma di masyarakat bahwa berurusan dengan polisi merepotkan dan rumit harus bisa diubah. Kepolisian di Kota Semarang harus bisa membuktikan pada masyarakat bahwa mereka mempunyai komitmen untuk menjadi lembaga yang bersih, tidak berbelit-belit dalam menyelesaikan kasus, cepat tanggap dan ramah dalam memberikan palayanan kepada masyarakat. Selain itu, polisi harus dapat menjamin kerahasiaan dan keselamatan pelapor sehingga masyarakat tidak ragu dalam bekerja sama untuk memberantas tindak kriminal.


      Seperti yang biasa dikatakan di acara berita kriminal televisi,  kejahatan tidak hanya terjadi karena ada kesempatan, tetapi juga karena ada niat dari pelakunya. Sudah merupakan tugas kita bersama untuk bersinergi memberantas tindakan kriminal dan menjadi masyarakat yang tangguh. Sebab masyarakat yang tangguh merupakan awal dari kota yang tangguh. Bersama, kita bisa membawa Semarang menjadi kota yang tangguh.

0 komentar:

Posting Komentar